MAPPI – (04/11/2024) Bertempat di Aula Hotel Avista, Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disporaparekraf) Provinsi Papua Selatan menggelar kegiatan Merajut Pemuda Beragama bagi pemuda orang asli Papua di Kabupaten Mappi. Kegiatan dibuka oleh Asisten I Setda Mappi Mauridsius Kabagaimu, S.IP yang ditandai dengan penyematan tanda peserta kepada 2 perwakilan pemuda. Turut hadir Sekretaris Disporbudpar Kab. Mappi, Pimpinan/Perwakilan TNI/Polri, para Pimpinan OPD, Ketua KNPI Kab. Mappi, Tokoh Agama, serta para pemuda. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari dengan jumlah peserta sebanyak 80 orang pemuda. Di hari pertama para peserta akan diberikan materi-materi pendalaman. Pada hari kedua para peserta akan mengunjungi dan membersihkan tempat-tempat ibadah.
Dalam sambutannya, Kepala Disporaparekraf Provinsi Papua Selatan yang diwakili oleh Kepala Bidang Kepemudaan Daniel J. Taraneno, S.Pd., M.Pd. menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari hasil rapat koordinasi bersama Dinas Pemuda Olahraga di 4 kabupaten, yakni menghadirkan program-program provinsi di kabupaten yang melibatkan banyak orang, khususnya pemuda. Berdasarkan rujukan dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009, pemuda adalah warga negara Indonesia yang berusia 16 sampai 30 tahun. Bukan berarti bahwa usia di atas 30 tahun itu sudah tidak dilayani oleh pemerintah, tetapi dalam nomenklatur Dinas Pemuda Olahraga ketika usia di atas 30 tahun itu ada wadah-wadah penghimpun yang kemudian bisa dijadikan sebagai media untuk menghimpun pemuda, di luar dari cakupan usia 16 sampai 30 tahun, salah satunya adalah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Begitupun juga dengan teman-teman pemuda yang punya prestasi dalam bidang olahraga. Wadah KONI menjadi satu ruang atau wadah yang dipakai untuk berekspresi. Ini menjadi bukti bahwa sebenarnya pemerintah itu hadir dan dengan keterbatasan yang ada pemerintah mencoba untuk mengelola program-program kegiatan yang menyatu kepada pemuda.
“Adik-adik muda sekalian, ini satu tantangan untuk kita. Kalian adalah tulang punggung harapan bangsa, namun pemilik masa depan itu juga ada di kalian”, ucapnya. Pemuda harus dibentengi dengan pendidikan moral dan etika yang baik, nilai-nilai keagamaan yang baik, agar tidak terjerumus pada hal-hal yang kurang baik. Salah satu yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan merajut ini. Kegiatan merajud ini adalah bagian dari bentuk mengikat toleransi, merajut kebersamaan, harus menerima perbedaan, serta menjadikan perbedaan itu sebagai potensi untuk membangun negeri yang kita cintai ini.
Pada kesempatan yang sama, Asisten I Setda Mappi Mauridsius Kabagaimu, S.IP. mengatakan toleransi beragama merupakan salah satu hal yang mutlak dan harus dilaksanakan dalam berbagai kehidupan beragama. “Oleh sebab itu, kita patut bersyukur kepada Tuhan yang memberikan Indonesia ini dengan berbagai macam agama tetapi kita tetap menjadi satu”, ujarnya. Menurutnya, kegiatan merajut toleransi beragama ini sangatlah penting bagi para pemuda, karena pemuda adalah tulang punggung negara, bangsa dan agama. “Kehidupan toleransi beragama kita di Mappi ini sudah diwujudkan dan sampai hari ini kita melihat tidak ada perbedaan dari sisi pelayanan”, lanjutnya. Asisten I berharap kepada para pemuda yang mengikuti kegiatan ini agar dapat menyimak dan memahami apa yang disampaikan oleh pemateri, karena kalian ini adalah utusan dari kelompok-kelompok agama, gereja, dan masjid.