Mappi – Fasilitator pelatihan Mappi AI Hub Wiwid Firmansyah, menjelaskan bahwa materi Super Memori yang diberikan kepada para siswa dan guru bukan sekadar untuk melatih daya ingat, melainkan untuk membentuk kebiasaan berpikir secara terstruktur. Hal ini menjadi dasar penting dalam menghadapi perkembangan teknologi, khususnya dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam proses pembelajaran. Dalam paparannya, Wiwid menekankan bahwa struktur berpikir yang rapi dan sistematis akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja ketika berinteraksi dengan AI. “Yang membuat AI berkualitas atau tidak adalah struktur dari prompt-nya. Jika prompt disusun dengan baik dan terstruktur, maka hasil yang keluar dari AI juga akan lebih baik,” ungkap Wiwid dalam sesi pelatihan di GOR Qhaindau Uri, Kamis (24/4/2025).
Materi Super Memori, menurut Wiwid, merupakan pengantar awal untuk membiasakan siswa maupun individu berpikir secara sistematis. Ia mengibaratkan proses berpikir seperti menata pakaian: “Kalau sebelumnya kita terbiasa memasukkan baju ke lemari begitu saja setelah dicuci, maka sekarang kita belajar untuk menyetrika, melipat, dan menyusunnya berdasarkan kategori. Dengan begitu, ketika kita ingin mengambil kembali, kita sudah tahu harus ke mana mencarinya.” Pendekatan ini akan dilanjutkan dengan materi Mind Mapping, yaitu teknik berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) yang akan membekali peserta dengan kemampuan berpikir kreatif, analitis, kritis, dan sinergis.
“Setelah pola pikirnya terstruktur, kita ajarkan bagaimana cara berpikir kreatif dan kritis, sehingga saat membuat prompt untuk AI, mereka tidak hanya menerima hasil begitu saja, tetapi bisa melakukan revisi, pengembangan, dan menghasilkan output yang jauh lebih berkualitas,” ucap Wiwid. Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Mappi dalam mendukung transformasi pendidikan berbasis digital, sejalan dengan program unggulan Seribu Sarjana dan visi daerah dalam menyiapkan generasi emas dari wilayah 3T.
Sumber : RRI Merauke